Galaxy Z Flip7 Geekbench – Samsung bersiap untuk meluncurkan Galaxy Z Flip7 pada bulan Juli mendatang, dan kini bocoran dari Geekbench telah mengungkap spesifikasi utama dan performa awal dari perangkat lipat generasi ketujuh tersebut. Untuk pertama kalinya, Samsung menerapkan strategi dual-platform chipset pada lini Z Series—yang menghadirkan Exynos 2500 di sebagian wilayah, dan Snapdragon 8 Gen 3 atau 8 Elite di wilayah lainnya.
Langkah ini langsung menimbulkan diskusi di komunitas teknologi, khususnya soal bagaimana performa dan efisiensi daya Exynos 2500 dibandingkan Snapdragon generasi terbaru. Namun, dari data awal Geekbench, Exynos tampaknya menunjukkan potensi yang patut diperhitungkan.
Skor Geekbench Exynos 2500 Ungguli Snapdragon 8 Gen 3
Berdasarkan data dari akun @tarunvats33 di X (Twitter), Galaxy Z Flip7 yang diuji menggunakan Exynos 2500 mencatat skor Geekbench sebesar 2.356 poin untuk single-core dan 8.076 poin untuk multi-core. Sebagai pembanding, Galaxy Z Flip6 yang ditenagai Snapdragon 8 Gen 3 hanya mencatat 2.247 (single-core) dan 6.857 (multi-core).
Detail konfigurasi CPU Exynos 2500:
-
1x Cortex-X925 @ 3.3GHz
-
2x Cortex-A725 @ 2.75GHz
-
5x Cortex-A725 @ 2.36GHz
-
2x Cortex-A520 @ 1.8GHz
-
GPU: Xclipse 950
-
RAM: 12GB
Dari konfigurasi tersebut terlihat bahwa Exynos 2500 mengusung 10-core setup dengan fokus pada keseimbangan antara kinerja dan efisiensi. Meski belum menyamai Snapdragon 8 Elite (yang mencetak skor sekitar 3.200 dan 10.000 pada Galaxy S25), Exynos 2500 menampilkan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya.
Galaxy Z Flip7 diperkirakan hadir dengan layar cover berukuran 4 inci, sistem operasi One UI 8 berbasis Android 16, dan dukungan untuk konektivitas satelit, yang menjadi fitur penting dalam situasi darurat tanpa jaringan seluler konvensional.
Langkah Samsung menggunakan Exynos 2500—terutama pada perangkat dengan form factor ringkas seperti foldable—menjadi pertaruhan yang menarik. Ini akan menguji kemampuan manajemen panas dan efisiensi daya dari chipset tersebut dalam kondisi penggunaan nyata.
Meskipun skor benchmark menjadi indikator awal performa, tantangan sebenarnya adalah bagaimana Exynos 2500 bisa mempertahankan stabilitas performa jangka panjang, terutama dalam desain lipat yang kompak. Sejarah menunjukkan bahwa salah satu kekhawatiran utama pada chipset Exynos sebelumnya adalah panas berlebih dan throttling saat beban tinggi.
Namun dengan arsitektur baru, clock speed terukur, dan dukungan GPU Xclipse generasi terbaru, Samsung tampaknya optimis Exynos 2500 dapat menjawab tantangan ini.

